2023: Long Story (ID)
1 titles (292 words) - 1 min read
WRITING - BAHASA INDONESIA
Kesengajaan
27/05/2023
"Kau tahu," Laki-laki itu menutup pintu besi di belakangnya, kemudian dengan langkah kakinya yang ringan berjalan ke arah tempat duduk pria itu. "Aku seorang Atheis, tapi guru yang mengajarku dulu adalah seorang yang religius."
Pria yang terduduk lemah itu telah lama kehilangan cahaya di sorot matanya, tetapi kedua matanya mengikuti pergerakan laki-laki di hadapannya yang berjalan dengan tenang dan berwibawa, sebelum akhirnya dia berhenti di samping kursi pria itu dan menaruh tangan kirinya di atas meja. Telapak tangan dan jemari yang terlapis kain hitam itu mengetuk-ngetuk meja dalam tempo teratur.
Tuk. Tuk. Tuk.
"Di sela pelajaran, dia sering memberiku ceramah soal Tuhan. Katanya, Tuhan adalah pencipta yang Maha Baik. Dia mencintai seluruh ciptaannya. Dan, khusus untuk ciptaannya yang paling mulia--dalam hal ini--manusia, dia memberikan masing-masing dari kita satu dari 99 nama agungnya yang berisi kebaikan berbeda."
Iris lukewarm grey laki-laki itu menatapnya lurus, "Jika itu benar dan Tuhan benar-benar ada," Dia tersenyum di antara ucapannya, "Maka, Dia tidak menurunkan nama 'Maha Pengampun'-Nya padaku."
.
Kedua orang itu berdiri di atas perbukitan, tepatnya di bawah Willow Tree besar yang daunnya telah gugur sekak angin selatan membawa udara musim dingin. Laki-laki bermata abu itu bersiul sembari menatap ke langit, sementara pria tua di sebelahnya memerhatikan kerumunan orang di rumah perbukitan di bawah mereka.
Pria tua itu menatap satu per satu orang-orang yang tengah berpelukan itu, sebelum akhirnya memindahkan pandangannya pada laki-laki di sebelahnya. Mata yang telah termakan waktu itu terlihat kosong.
"Kenapa kau melakukannya?" Tanya pria itu.
Laki-laki itu tersenyum polos, "Dalam perjanjian kita tidak ada klausa kalau aku harus memulangkannya dalam keadaan hidup. Atau, kondisi utuh."
"Pemerintah memang buta, tapi mereka tidak tuli. Dan, aku tidak akan membuat tanganku kotor."
"Yah, kau tidak akan menggunakan orang bodoh untuk pekerjaan semacam ini."
